Rabu, 09 November 2011

Dia Sahabat ku..

Saat itu adalah hari diamana kami sebagai teman berjanji bahwa kami akan menjadi sahabat selamanya, tepatnya zaman kami MA, kami mulai berteman saat kami satu kelas X7 (sepuluh tujuh nama kelasnya). Kami tadinya tidak terlalu dekat karena dia terlalu pintar dan sombong jadi aku males mendekati dia, tapi entah di mulai dari mana atau mungkin karena faktor butuh otak dia yang encer jadi saya mendekatinya hehehe…(jahat ya???? Dia pasti manyun kalau tau)
Memang aku mengakui bahwa kedekatan ku karena ingin memanfaatkannya, tapi lama kelamaan kami menjadi begitu dekat, padahal kepribadian kami begitu berbeda dia begitu lembut, cantik, pemalu, pintar, ogoaan lagi, bahasa indonesianya mah manja lah..hehe, sedangkan aku sedikit tomboy, tidak terlalu cantik bahkan jauh dari kata “pintar” saking bodonya.hehe

Saat kami kelas X kami memang sekolah siang  jadi tiba dia disekolah, dia selalu mencari ku begitu sebaliknya, kami disebut dua sejoli, ada juga yang bilang kami pasangan yang tidak terpisahkan. Seneng juga di bilang begitu karena bangga lah bisa deket dengan orang paling pintar disekolah. (kalau dia baca pasti menyunggingkan senyumnya… n_n)
Sedang aku … aku tak terkenal karena bagaimanapun aku hanya siswa biasa yang enggak punya prestasi apa-apa, malah pernah ada yang bilang aku buntutnya...hiks
Dia mirip dengan sahabat ku didesa maksudku ada kemiripan dari sikapnya, jadi aku memperhatikannya seolah sahabatku dulu ada padanya.
Dan semakin lama semakin dekat dari mulai masuk sekolah sampai pulang sekolahpun bersama. Aku slalu menunggu dia klo ada acara extra kulikuler, kami saling menunggu untuk pulang bareng, meskipun sebenarnya kami beda jalur rumah tapi aku bela-belain muter jalan biar bisa bareng. (ahhhhh……..indahnya berteman…tanpa tipu muslihat..haha)
Kami memang beda extrakulikuler dan disanalah aku mulai sibuk di organisasi begitu pun dia, karena kami sudah jarang sekali mengobrol jadi kami putuskan untuk curhat di sebuah buku, buku itu milik kami berdua bercerita tentang apa yang kami rasakan saat tidak sedang bersama. Banyak yang kami bicarakan mulai dari urusan pribadi kami dirumah,organisasi bahkan masalah cinta, kami merumpi lewat tulisan menyenangkan bagiku karena sekarang buku curhatan bisa bicara. Meski tulisan ku merusak mata tapi dia enggak pernah protes..hehe(seingat ku begitu hehe!!) mungkin sudah menjadi sifatku bila telah nyaman dengan seseorang maka aku kan memperhatikannya.
Dan saat tiba dia “Ulang Tahun” dan aku memberinya kado kecil, dan dia berkata
 “aku enggak minta kado ko!! dan ini kado pertama yang saya dapet dari ulang tahun aku”
Dan aku langsung bergumam dalam hati
 “masa sih belum pernah dapet kado atau ngerayain???”
 (entah dia bercanda dan Cuma ingin menyenangkan ku saja atau apalah..), tapi aku bilang
“Ya pengen ngasih aja, enggak salah kan??”(dah aja begitu!! kesananya aku lupa, dimana aku ngasih juga aku lupa…hehe!!)
Kami selalu melakukan hal bodoh seperti kejar-kejaran di kelas karena salah satu dari kami merahasiakan sesuatu dan menulisnya disebuah buku yang lain bukan di buku curhatan kami, dan satu hal lagi yang sering kami lakukan, kami kadang melakukan taruhan …eiTtttt pasti dah curiga..
Bukan taruhan pake uang tapi pake ”Teke” jadi kayak tangan dikepal lalu digetok ke kepala, tapi kami melakukannya dengan pelan-pelan (kalau keras-keras mah atuh..benjol ..hehe) kalau ingat yang begitu jadi senyum-senyum sendiri, lagian ngapain Coba kan enggak penting!!! Dasar anak SMA haha..(alesan..n_n!!).
        Kami curhat di buku sampai kami kelas XII karena dari mulai kelas XI kami sudah beda kelas dan punya teman baru jadi tidak bisa selalu bersama-sama lagi tapi kami tetap akrab bahkan temannya menjadi temanku dan temanku menjadi kenal dengannya jadi kami masih bisa saja.
Dan Tragedi itu pun terjadi, saat itu aku paling Takut dengan “Perpisahan dan Mati” waktu itu bisa di bilang aku Fobia dengan kata “Pisah dan Mati” tapi hal itu juga yang membuat aku tahu dan tak takut lagi dengan kata tersebut. Entah apa masalahnya aku pun lupa lagi kami bertengkar dan aku melukainya, sampai perpisahan di sekolah pun kami masih bersikap dingin, hatiku dan hatinya mungkin terluka, jadi sulit rasanya menyapa dengan bibir tersenyum.
Aku masih ingat dimana ia berkata begitupun tempatnya, saat dia bilang kita sudahai sampai disini, perasaan enggak ada namanya mantan Sahabat. Tapi dia keukeuh…(mungkin wajahku aneh saat itu karena menahan tangis..he) hahhhhhhhhhhhhhhhhhh………..!! aku mengalah dan berusaha menerima meski aku tidak pernah tau apa yang telah aku perbuat.
“Mengalah” padahal aku tak pernah menerimanya aku terus meminta maafnya mungkin ia bosan mendengar kata maaf ku.tapi sepertinya aku tak tau malu terus meminta maafnya, sampai ibu ku bilang
“yang penting kamu dah minta maaf beri ia waktu untuk melupakan kesalahan mu karena semua perlu waktu”. Aku seolah mengerti dan nyaman dengan kata-kata ibu ku itu.
Jujur saja saat itu aku down aku yang mempunyai cita-cita menjadi OlahRagawati, kandas karena sakit. Entah dari mana datangnya sakit itu, apa karena aku begitu memporsir diriku karena saking inginnya aku masuk Universitas itu, apa karena sakit hati ku...????entah lah karena saat aku tau aku gagal, aku pasrah, engak kuliah juga aku masih bisa kerja (sok dewasa). Ibu ku menyuruh ku masuk Universitas yang dekat rumah, aku sempat menolak dan berkelit karena aku tahu dia kuliah disana. Tapi anak tidak akan pernah bisa menang dari orang tuanya, aku akhirnya mengalah dan mendaftar lalu megikuti test tanpa menghafal sedikitpun karena aku malas … hehe.
Tapi Tuhan berkehendak lain aku pun masuk Universitas itu “Kebetulan sekali” pikir ku.
Aku sempat memberinya kabar dan dia membalasnya dengan biasa, tapi kalau bertemu kami sulit sekali bicara, rasa sakit hati ini selalu  muncul saat bertemu dengannya, padahal aku sudah memaafkannya.emmmmm
Tapi aku tetap meneruskan hidupku toh sahabat bukan dia saja (pikirku) dan aku mendapatkan banyak teman kuliah dan lupa dengan masa lalu ku, teman kuliah mengangap ku wanita sombong yang tak suka bergaul dengan orang lain, begitulah kesan pertama mereka pada ku. 
Yap…benar aku memulainya dengan tidak biasanya aku menjadi orang lain di lingkungan yang baru, menjadi aku yang berbeda dari yang dulu membiasakan diri dengan lingkungan ku yang baru. merubah sifat baik ku yang selalu memperhatikan orang lain. Dan menjaga hati agar tak terlukai lagi, aku menjadi tidak terlalu peka terhadap lingkungan ku.
Benarkah keputusan ku???
Aku tak perduli masa lalu, dan aku meyakini setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan bila kita hidup pasti suatu saat kita akan mati meninggalkan orang yg kita sayang.

Aku pernah bilang padanya aku yakin kita jodoh, jodoh menjadi sahabat, jodoh karena kita selalu dipertemukan walaupun kita bilang tak mau.tapi kami slalu berjodoh…
Yah sekarang kami sudah baikkan dan sudah seperti biasa lagi seperti ibu ku bilang karena semua perlu waktu meski tidak curhat dibuku yang sama, aku yakin dia masih suka curhat dengan bukunya atau sahabat barunya bahkan kekasihnya, kami menjalani hari-hari yang berbeda, meski tak bersama-sama lagi aku bersyukur mengenangnya, bersahabat dengannya.
Karena Ia adalah salah satu sahabat yang mempunyai tempat khusus di hati ku karena mengenalnya aku menjadi dewasa, menjadi bisa mengendalikan emosi, Persahabatan itu enggak bisa dipaksa, karena semua itu datangnya dari hati.
Ia pernah bilang “semoga kamu mendapatkan sahabat yang lebih baik dari pada aku…”
Setelah lama ngampus hehe….. aku mendapatkannya..ia adalah kakak kelasku ia juga mempunyai sifat yang sama dengan sahabat lama ku dan hobi yang sama...haha….
Jodohkah???
Aku juga tak tau tapi yang jelas “Tuhan tak pernah salah memberi cobaan pada hambanya selalu ada hikmah dibalik semua itu”.

Ya Raab…..Aku tulus bersahabat dengannya, tanpa mengharap apa pun, tanpa meminta apa pun asal dia bahagia bersahabat dengan ku itu semua sudah cukup bagi ku, karena tali silaturahmi yang telah kita buat tak boleh putus.







Miss u @r……