Saat itu adalah hari diamana kami
sebagai teman berjanji bahwa kami akan menjadi sahabat selamanya, tepatnya
zaman kami MA, kami mulai berteman saat kami satu kelas X7 (sepuluh tujuh nama kelasnya).
Kami tadinya tidak terlalu dekat karena dia terlalu pintar dan sombong jadi aku
males mendekati dia, tapi entah di mulai dari mana atau mungkin karena faktor
butuh otak dia yang encer jadi saya mendekatinya hehehe…(jahat ya???? Dia pasti
manyun kalau tau)
Memang
aku mengakui bahwa kedekatan ku karena ingin memanfaatkannya, tapi lama
kelamaan kami menjadi begitu dekat, padahal kepribadian kami begitu berbeda dia
begitu lembut, cantik, pemalu, pintar, ogoaan lagi, bahasa indonesianya mah
manja lah..hehe, sedangkan aku sedikit tomboy, tidak terlalu cantik bahkan jauh
dari kata “pintar” saking bodonya.hehe
Saat
kami kelas X kami memang sekolah siang jadi
tiba dia disekolah, dia selalu mencari ku begitu sebaliknya, kami disebut dua
sejoli, ada juga yang bilang kami pasangan yang tidak terpisahkan. Seneng juga
di bilang begitu karena bangga lah bisa deket dengan orang paling pintar
disekolah. (kalau dia baca pasti menyunggingkan senyumnya… n_n)
Sedang
aku … aku tak terkenal karena bagaimanapun aku hanya siswa biasa yang enggak
punya prestasi apa-apa, malah pernah ada yang bilang aku buntutnya...hiks
Dia
mirip dengan sahabat ku didesa maksudku ada kemiripan dari sikapnya, jadi aku
memperhatikannya seolah sahabatku dulu ada padanya.
Dan
semakin lama semakin dekat dari mulai masuk sekolah sampai pulang sekolahpun
bersama. Aku slalu menunggu dia klo ada acara extra kulikuler, kami saling
menunggu untuk pulang bareng, meskipun sebenarnya kami beda jalur rumah tapi
aku bela-belain muter jalan biar bisa bareng. (ahhhhh……..indahnya berteman…tanpa
tipu muslihat..haha)
Kami
memang beda extrakulikuler dan disanalah aku mulai sibuk di organisasi begitu
pun dia, karena kami sudah jarang sekali mengobrol jadi kami putuskan untuk
curhat di sebuah buku, buku itu milik kami berdua bercerita tentang apa yang
kami rasakan saat tidak sedang bersama. Banyak yang kami bicarakan mulai dari urusan
pribadi kami dirumah,organisasi bahkan masalah cinta, kami merumpi lewat
tulisan menyenangkan bagiku karena sekarang buku curhatan bisa bicara. Meski
tulisan ku merusak mata tapi dia enggak pernah protes..hehe(seingat ku begitu
hehe!!) mungkin sudah menjadi sifatku bila telah nyaman dengan seseorang maka
aku kan memperhatikannya.
Dan
saat tiba dia “Ulang Tahun” dan aku memberinya kado kecil, dan dia berkata
“aku enggak minta kado ko!! dan ini kado
pertama yang saya dapet dari ulang tahun aku”
Dan
aku langsung bergumam dalam hati
“masa sih belum pernah dapet kado atau
ngerayain???”
(entah dia bercanda dan Cuma ingin
menyenangkan ku saja atau apalah..), tapi aku bilang
“Ya
pengen ngasih aja, enggak salah kan??”(dah aja begitu!! kesananya aku lupa, dimana
aku ngasih juga aku lupa…hehe!!)
Kami
selalu melakukan hal bodoh seperti kejar-kejaran di kelas karena salah satu
dari kami merahasiakan sesuatu dan menulisnya disebuah buku yang lain bukan di
buku curhatan kami, dan satu hal lagi yang sering kami lakukan, kami kadang
melakukan taruhan …eiTtttt pasti dah curiga..
Bukan
taruhan pake uang tapi pake ”Teke” jadi kayak tangan dikepal lalu digetok ke
kepala, tapi kami melakukannya dengan pelan-pelan (kalau keras-keras mah
atuh..benjol ..hehe) kalau ingat yang begitu jadi senyum-senyum sendiri, lagian
ngapain Coba kan enggak penting!!! Dasar anak SMA haha..(alesan..n_n!!).
Kami curhat di buku sampai kami kelas
XII karena dari mulai kelas XI kami sudah beda kelas dan punya teman baru jadi
tidak bisa selalu bersama-sama lagi tapi kami tetap akrab bahkan temannya
menjadi temanku dan temanku menjadi kenal dengannya jadi kami masih bisa saja.
Dan
Tragedi itu pun terjadi, saat itu aku paling Takut dengan “Perpisahan dan Mati”
waktu itu bisa di bilang aku Fobia dengan kata “Pisah dan Mati” tapi hal itu juga
yang membuat aku tahu dan tak takut lagi dengan kata tersebut. Entah apa
masalahnya aku pun lupa lagi kami bertengkar dan aku melukainya, sampai
perpisahan di sekolah pun kami masih bersikap dingin, hatiku dan hatinya
mungkin terluka, jadi sulit rasanya menyapa dengan bibir tersenyum.
Aku
masih ingat dimana ia berkata begitupun tempatnya, saat dia bilang kita sudahai
sampai disini, perasaan enggak ada namanya mantan Sahabat. Tapi dia
keukeuh…(mungkin wajahku aneh saat itu karena menahan tangis..he) hahhhhhhhhhhhhhhhhhh………..!!
aku mengalah dan berusaha menerima meski aku tidak pernah tau apa yang telah
aku perbuat.
“Mengalah”
padahal aku tak pernah menerimanya aku terus meminta maafnya mungkin ia bosan
mendengar kata maaf ku.tapi sepertinya aku tak tau malu terus meminta maafnya,
sampai ibu ku bilang
“yang
penting kamu dah minta maaf beri ia waktu untuk melupakan kesalahan mu karena semua perlu waktu”. Aku
seolah mengerti dan nyaman dengan kata-kata ibu ku itu.
Jujur
saja saat itu aku down aku yang mempunyai cita-cita menjadi OlahRagawati,
kandas karena sakit. Entah dari mana datangnya sakit itu, apa karena aku begitu
memporsir diriku karena saking inginnya aku masuk Universitas itu, apa karena
sakit hati ku...????entah lah karena saat aku tau aku gagal, aku pasrah, engak
kuliah juga aku masih bisa kerja (sok dewasa). Ibu ku menyuruh ku masuk
Universitas yang dekat rumah, aku sempat menolak dan berkelit karena aku tahu
dia kuliah disana. Tapi anak tidak akan pernah bisa menang dari orang tuanya,
aku akhirnya mengalah dan mendaftar lalu megikuti test tanpa menghafal
sedikitpun karena aku malas … hehe.
Tapi
Tuhan berkehendak lain aku pun masuk Universitas itu “Kebetulan sekali” pikir
ku.
Aku
sempat memberinya kabar dan dia membalasnya dengan biasa, tapi kalau bertemu
kami sulit sekali bicara, rasa sakit hati ini selalu muncul saat bertemu dengannya, padahal aku
sudah memaafkannya.emmmmm
Tapi
aku tetap meneruskan hidupku toh sahabat bukan dia saja (pikirku) dan aku
mendapatkan banyak teman kuliah dan lupa dengan masa lalu ku, teman kuliah
mengangap ku wanita sombong yang tak suka bergaul dengan orang lain, begitulah
kesan pertama mereka pada ku.
Yap…benar
aku memulainya dengan tidak biasanya aku menjadi orang lain di lingkungan yang
baru, menjadi aku yang berbeda dari yang dulu membiasakan diri dengan
lingkungan ku yang baru. merubah sifat baik ku yang selalu memperhatikan orang
lain. Dan menjaga hati agar tak terlukai lagi, aku menjadi tidak terlalu peka
terhadap lingkungan ku.
Benarkah
keputusan ku???
Aku
tak perduli masa lalu, dan aku meyakini setiap ada pertemuan pasti ada
perpisahan, dan bila kita hidup pasti suatu saat kita akan mati meninggalkan
orang yg kita sayang.
Aku
pernah bilang padanya aku yakin kita jodoh, jodoh menjadi sahabat, jodoh karena
kita selalu dipertemukan walaupun kita bilang tak mau.tapi kami slalu berjodoh…
Yah
sekarang kami sudah baikkan dan sudah seperti biasa lagi seperti ibu ku bilang karena semua perlu waktu meski
tidak curhat dibuku yang sama, aku yakin dia masih suka curhat dengan bukunya
atau sahabat barunya bahkan kekasihnya, kami menjalani hari-hari yang berbeda, meski
tak bersama-sama lagi aku bersyukur mengenangnya, bersahabat dengannya.
Karena
Ia adalah salah satu sahabat yang mempunyai tempat khusus di hati ku karena
mengenalnya aku menjadi dewasa, menjadi bisa mengendalikan emosi, Persahabatan itu enggak bisa dipaksa,
karena semua itu datangnya dari hati.
Ia
pernah bilang “semoga kamu mendapatkan sahabat yang lebih baik dari pada aku…”
Setelah
lama ngampus hehe….. aku mendapatkannya..ia adalah kakak kelasku ia juga
mempunyai sifat yang sama dengan sahabat lama ku dan hobi yang sama...haha….
Jodohkah???
Aku
juga tak tau tapi yang jelas “Tuhan tak pernah salah memberi cobaan pada
hambanya selalu ada hikmah dibalik semua itu”.
Ya Raab…..Aku tulus bersahabat dengannya, tanpa mengharap apa pun, tanpa
meminta apa pun asal dia bahagia bersahabat dengan ku itu semua sudah cukup
bagi ku, karena tali silaturahmi yang telah kita buat tak boleh putus.
Miss
u @r……